Program naturalisasi pemain turunan menjadi satu diantara unggulan di sepak bola Indonesia akhir-akhir ini. Program itu tidak mengarah sepak bola putra tapi juga Timnas Indonesia Putri.

Tetapi, program naturalisasi yang diperuntukkan ke Timnas Indonesia Putri memanglah tidak semasif yang terjadi di Timnas Indonesia Putra. Hal itu kelihatan dari jumlahnya pemain yang terturut program itu.

Selain itu, harus dianggap memang perhatian yang diterima sepak bola putri di Indonesia tidak sebesar sepak bola putra.

Selama ini baru ada dua pemain turunan yang jalani sumpah menjadi Masyarakat Negara Indonesia (WNI). Dua pemain yang diartikan ialah Estella Loupatty dan Noa Leatomu.

Noa Leatomo dan Estella Loupatty jalani sumpah di KBRI Copenhagen, Denmark, Jumat (8/11/2024). Saat itu mereka jalani sumpah bersama Kevin Diks.

Sesudah jalani sumpah itu, Estella Loupatty dan Noa Leatomu segera bermain untuk Timnas Indonesia Putri. Mereka juga menjadi sisi dari Garuda Pertiwi sebagai juara Piala AFF Putri 2024.

Tidak Perlu Sumpah
Ada banyak pemain turunan yang lain sekarang ini menjadi sisi dari Timnas Indonesia Putri. Contohnya Claudia Scheunemann.

Tetapi, berlainan dengan kasus Estella Loupatty dan Noa Leatomu, Claudia Scheunemann tidak butuh jalani sumpah kewarganegaraan untuk perkuat Timnas Indonesia Putri.

Karena, Claudia Scheunemann terlahir di Tangerang, Banten 16 tahun kemarin. Claudia juga sekarang ini dapat disebutkan sebagai satu diantara bakat sepak bola putri terbaik di Indonesia.

Sinetron
Program naturalisasi pemain turunan untuk Timnas Indonesia Putri juga sebelumnya sempat jalani sejumlah sinetron. Yang paling ramai sudah pasti sinetron Djenna De Jong.

Djenna De Jong sebelumnya sempat membuat ramai karena tidak menjadi bela Timnas Indonesia Putri. Dia menyebutkan ada faksi yang tidak professional dalam pengurusan naturalisasi itu.

“Ada banyak hal yang dapat terangkan tentang penilaian yang berkembang, hal yang saya rasakan benar-benar tidak professional, tapi saya tidak menerangkan lebih detil tentang keadaan ini,” ucapnya beberapa lalu.

“Semuanya membuat saya putuskan tidak untuk bela Indonesia. saya mengetahui harga diri saya sebagai individu, tapi sebagai pemain. Ini telah menjadi opsi yang ditimbang masak,” tambahnya.

Dibantah
Tetapi, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menentang pengakuan Djenna De Jong. Dia ungkap argumen pemain tidak dinaturalisasi untuk perkuat Timnas Indonesia.

Erick Thohir mengatakan seluruh pemain yang jalani proses naturalisasi adalah referensi pelatih. Menurut dia, tidak semua pemain juga dituntaskan beberapa tahap menjadi WNI.

“Untuk program naturalisasi, semua naturalisasi itu diolah dengan terbuka dan ditetapkan oleh pelatihnya. Maknanya banyak pula pemain naturalisasi di jaman awalnya, ada juga yang kami tidak meneruskan prosesnya,” kata Erick.

“Ya karena barusan, tidak lain, ya pasti standard atau kemauan seorang pelatih atau kami di PSSI, membuat sebuah team itu kan harus betul-betul terbuka. Tidak ada pemain titipan dan standard yang terdapat dengan kualitas yang dapat kami sesuai kriterianya . Maka kami tidak ada hidden jadwal apapun itu,” ikat figur yang tetap memegang sebagai menteri BUMN itu.

Segera Jalani Sumpah?
Terakhir ada sejumlah pemain turunan yang nampaknya sedang diolah agar dapat dinaturalisasi dan segera bela Timnas Indonesia Putri.

Satu salah satunya ialah Irislah De Rouw. Penjaga gawang turunan Belanda itu masih muda yaitu tetap berumur 19 tahun.

Baru saja ini Irislah De Rouw sebelumnya sempat datang di Indonesia. Penjaga gawang Sparta Rotterdam itu sempat jalani sesion latihan dengan Timnas Indonesia Putri di Surabaya, Jawa Timur.