Persipura Jayapura baru saja meluncurkan seragam tempur baru untuk Pegadaian Championship 2025/2026. Launching jersey dilakukan di Hotel UNY, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, Jumat (1/8/2025).
Antusiasme luar biasa ditunjukkan suporter tim berjulukan Mutiara Hitam itu. Sebanyak 100 jersey yang dirilis bersama Apparel Cendrawasih Karsa lokal langsung habis terjual hanya dalam waktu 10 menit.
“Terima kasih atas antusiasmenya. 100 pieces langsung ludes habis dalam 10 menit,” tulis Persipura Jayapura di akun Instagram resmi klub.
Jersey kandang Persipura tetap didominasi warna merah hitam, sesuai nuansa kebesaran tim. Kemudian putih hitam untuk tandang. Kemudian seragam kiper berwarna pink dan hijau.
Sementara di sisi lain, launching skuad Persipura rencananya akan digelar di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, pada 23 Agustus 2025. Saat ini, tim masih menjalani pemusatan latihan di Wates sejak awal Juli lalu.
Harapan Besar
Peluncuran jersey terbaru Mutiara Hitam itu hadir lebih cepat untuk menunjukkan rasa semangat di tengah harapan besar masyarakat Papua agar Persipura bisa kembali lagi ke kasta tertinggi sepak bola nasional.
Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan jersey terbaru Persipura adalah pernyataan jati diri, kebangkitan, dan doa dari Tanah Papua. Dia menaruh harapan besar terhadap era baru Tim Mutiara Hitam.
“Jersey ini bukan hanya pakaian, tapi simbol tatanan budaya Papua. Saya harap ini menjadi warna baru yang membawa Persipura ke tempat semestinya,” ujar Benhur Tomi Mano.
“Jersey ini akan menambah kekuatan dalam setiap pertandingan kandang dan tandang. Kami mengharapkan, menaruh hati dan pikiran, tenaga, jasa harapan kepada anak-anak Papua yang berjuang untuk menjaga kehormatan Tanah Papua,” lanjutkan.
Makna dan Filosofi
Sementara itu, Manajer Persipura, Owen Rahadiyan, menjelaskan filosofi mendalam di balik desain jersey. Bukan sekadar warna atau pola biasa, jersey ini memadukan unsur seni dan budaya yang mencerminkan karakter kuat para pemain Papua.
Setiap goresan di jersey Tim Mutiara Hitam melambangkan pemain yang datang dari Tanah Papua dengan mempunyai talenta, semangat, dan rasa bangga.
“Jersey ini adalah pernyataan kami mungkin tampil beda, tapi di sanalah letak keindahannya. Kami bukan hanya berjuang kembali ke Liga 1. Kami sedang membuktikan bahwa kami bisa bermain dengan jati diri, dan mengangkat nama Papua,” paparnya.
Owen Rahadiyan mengibaratkan Persipura seperti ikan terbang. Makhluk yang lahir di air, namun tidak takut menembus batas dan melayang di udara. Makna motif ikan terbang itu lahir dari salah satu desainer Papua, Jimmy Afar.
Khas Papua
Di semua jersey Persipura juga terlahir perpaduan antara ikan, burung camar, kampak batu, dan manik-manik yang melambangkan sebuah doa restu dari leluhur yang disampaikan melalui adat.
“Tempat alaminya adalah laut seperti Persipura yang terbentuk dan tumbuh besar di kancah sepak bola nasional, dikenal dan dihormati di Liga 1. Tapi hari ini, kami sedang berenang di air yang lebih tenang, di Liga 2,” kata Owen Rahadiyan.
“Namun, seperti ikan terbang, kami tidak akan tinggal diam. Ikan itu menembus permukaan, melompat ke udara, masuk ke elemen yang asing. Bukan karena ingin lari, tetapi karena ia berani berubah, berani bermimpi, dan berani terbang.”
“Persipura juga seperti itu. Kami sedang berada di bawah, tapi bukan berarti kami kalah. Kami sedang menyiapkan sayap, menunggu waktu yang tepat untuk melompat dan terbang lebih tinggi dari sebelumnya.”
“Perjalanan ini bukan tentang kembali ke Liga 1 semata, tapi tentang menemukan kembali siapa kita sebenarnya klub dengan sejarah dengan semangat juang dan dengan hati yang besar,” pungkasnya.