Rivalitas Arsenal dan Manchester City makin panas dalam beberapa tahun terakhir. Meski sempat didominasi pasukan Pep Guardiola, The Gunners kini mulai menunjukkan taji. Tercatat, tim besutan Mikel Arteta tak terkalahkan dalam lima pertemuan terakhir melawan Man City di semua ajang.

Satu di antara duel paling mencuri perhatian terjadi musim lalu, saat Arsenal menghajar Man City dengan skor telak 5-1, 2 Februari lalu.

Dalam laga itu, gelandang muda Arsenal, Myles Lewis-Skelly, merayakan golnya dengan meniru selebrasi khas Erling Haaland, sebuah aksi yang tampaknya merupakan balasan atas sindiran sang striker Norwegia pada pertemuan sebelumnya.

Haaland sebelumnya pernah mengolok-olok Arteta dengan menyuruhnya “stay humble (tetap rendah hati)” usai laga di Etihad.

Ia juga sempat meremehkan Lewis-Skelly dengan bertanya siapa dia sebenarnya. Namun, pernyataan dan sikap itu justru menjadi bumerang ketika Man City dipermalukan di laga berikutnya.

Tanggapi dengan Tenang
Dalam wawancara terbaru bersama Time Magazine, Haaland akhirnya buka suara soal pernyataan “stay humble” yang ia lontarkan waktu itu.

“Saya rasa itu frasa penting, dan banyak orang seharusnya menggunakannya, termasuk saya sendiri. Itu salah satu hal terpenting yang perlu dimiliki setiap individu,” ujarnya.

“Mereka menang 5-1. Jadi ya, mereka berhasil membungkam saya!”

Soal selebrasi sindiran dari Lewis-Skelly, Haaland memilih menanggapinya dengan tenang.

“Kalau dia ingin menggunakan momen itu untuk mengejek saya, ya silakan saja. Itu hak dia,” ucapnya.

Duel Panas, tapi Sportif
Selain Lewis-Skelly, Haaland juga dikenal punya rivalitas personal dengan bek Arsenal lainnya, Gabriel Magalhaes.

Hubungan mereka di lapangan cukup panas, sempat ada momen ketika Haaland memantulkan bola ke kepala Gabriel, yang kemudian dibalas dengan teriakan provokatif sang bek di pertandingan berikutnya.

Hanya, meski sempat bersitegang di lapangan, keduanya tetap menunjukkan sportivitas dengan saling berjabat tangan dan berpelukan usai laga.

“Pertarungan keras di lapangan itu biasa, tapi saling respek setelahnya adalah hal yang luar biasa,” begitu kesan dari duel dua pemain tersebut, cerminan rivalitas yang sengit, tetapi tetap menjunjung fair play.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *