Klub-klub papan atas dunia seperti Real Madrid, Manchester City, dan Bayern Munchen kini tak hanya bersaing dalam perebutan gelar, tetapi juga dalam teknologi.

Mereka mulai berinvestasi besar dalam penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), demi menjaga kebugaran para pemain dan mencegah risiko cedera.

Tidak hanya klub-klub Eropa, tim-tim elite asal Brasil seperti Flamengo, Santos, hingga Palmeiras turut memanfaatkan teknologi canggih tersebut untuk memperkuat struktur medis mereka. AI digunakan untuk memprediksi kemungkinan cedera pada masa depan dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Teknologi ini bekerja dengan menggabungkan berbagai data penting dari pemain seperti beban latihan, riwayat cedera, kualitas tidur, pola makan, performa di lapangan, hingga kondisi emosional.

Menekan Angka Cedera hingga 30 Persen

Hasil analisis tersebut kemudian dikirimkan ke seluruh staf pelatih dalam bentuk laporan menyeluruh, sehingga langkah preventif bisa segera dilakukan. Targetnya jelas: menekan angka cedera hingga 30 persen dan menjaga performa tim tetap stabil sepanjang musim.

Sven Mueller, Direktur Marketing CUJU, platform pencari bakat berbasis AI dengan lebih dari 100.000 pengguna, mengungkapkan kecerdasan buatan membuka peluang baru dalam dunia sepak bola.

“Investasi dalam teknologi canggih memungkinkan kami menganalisis data dari berbagai sumber secara cepat dan mendalam, sehingga bisa memahami kebutuhan spesifik setiap pemain. AI telah merevolusi industri sepak bola, dari penemuan bakat muda hingga prediksi nilai pasar dan risiko cedera,” ungkapnya.

Merekam hingga Detail Paling Kecil
Data tersebut dikumpulkan melalui kamera, sensor, dan berbagai perangkat lain yang mampu merekam detail paling kecil dari aktivitas pemain.

“Di Santos FC, kami menggunakan beragam alat berbasis AI untuk memantau performa dan kesehatan atlet, termasuk evaluasi medis, fisioterapi, fisiologis, hingga nutrisi,” ujar Dr. Rodrigo Zogaib, Koordinator Medis dan Kesehatan Santos.

“Kami menggunakan termografi lewat program Hard Square serta evaluasi harian seperti kualitas tidur dan rasa nyeri untuk menghasilkan algoritma tingkat kelelahan.”

“Data seperti pola tidur, berat badan, hidrasi, data GPS, dan beban latihan diproses dalam sistem yang memberikan notifikasi agar kami bisa menyesuaikan beban latihan setiap pemain secara individual,” lanjutnya.

Berdampak Secara Finansial
Selain manfaat teknis, AI juga berdampak secara finansial. Cedera bisa membuat pemain absen antara 3 hingga 6 minggu, menyebabkan kerugian teknis dan finansial bagi klub. Maka dari itu, pencegahan kini menjadi strategi vital dalam mencapai target tim.

“Penggunaan teknologi mutakhir yang dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan dan pendekatan personal menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi pemain,” jelas Túlio Horta, Chief Operating Officer Volt Sports Science—platform layanan kesehatan untuk atlet sepak bola elite.

“Di sinilah AI memainkan peran penting dengan mengolah berbagai data penting, tak hanya dalam aspek fisik dan pemulihan, tetapi juga psikologi olahraga dan ilmu saraf,” tambahnya.

Dengan pendekatan menggunakan AI, masa depan sepak bola profesional tampaknya akan semakin bergantung pada teknologi, di mana kesehatan pemain menjadi investasi utama untuk meraih prestasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *