Thierry Henry Sebut Liverpool Sulit Juarai Liga Champions 2025/2025, Ini Alasannya
Legenda Arsenal, Thierry Henry, meyakini Liverpool akan sulit menjuarai Liga Champions 2025/2026. Menurutnya, lini pertahanan The Reds terlalu lemah untuk menjadi kampiun kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa tersebut.
Tim besutan Arne Slot sempat membuang keunggulan dua gol pada laga pertama Liga Champions 2025/2026 melawan Atletico Madrid, Kamis (18/9/2025) dini hari WIB. The Reds baru memastikan kemenangan 3-2 pada injury time melalui gol Virgil van Dijk.
Di Premier League, Liverpool membukukan clean sheet beruntun kontra Burnley dan Arsenal. Namun, mereka kebobolan saat menghadapi Newcastle United dan Bornemouth.
Meskipun Liverpool membukukan kemenangan pada laga pertama di Anfield, Henry tak yakin dengan prospek Liverpool musim ini. Dia menyebut The Reds harus memperbaiki performa lini belakang.
“Liverpool? Saya tidak tahu. Jamie Carragher sudah mengatakannnya. Saya pikir sejak pramusim mereka kebobolan terlalu banyak gol. Mereka harus menghilangkan itu,” kata Henry kepada CBS Sports.
Henry Ungkap Kelemahan Liverpool
Henry menyebut bermain di Liga Champions berbeda. Menurutnya, The Reds tidak bisa terus kebobolan seperti itu.
“Mereka diselamatkan lagi beberapa hari lalu melawan Burnley dan Anda harus menemukan cara untuk memenangkan pertandingan, jadi kami tidak mengeluh tentang itu,” ujar Henry.
“Tapi di Liga Champions, jika Anda kebobolan terlalu banyak gol, sulit untuk menang,” imbuh mantan pemain Barcelona
Diego Simeone Marah
Sementara itu, pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, mengaku dihina oleh suporter Liverpool saat memecah kebisuannya terkait bentrok dengan suporter dan menerima kartu merah.
Insiden itu menyusul gol kemenangan dramatis Virgil van Dijk di masa injury time pada fase liga Liga Champions 2025/2026 di Anfield, Kamis (18/9/2025) dini hari WIB.
Kapten The Reds tersebut mencetak gol dari tendangan sudut di menit-menit akhir untuk memastikan kemenangan 3-2.
Pertengkaran tersebut mengakibatkan Simeone diusir wasit, memaksanya untuk menonton pertandingan dari tribune penonton.
“Mereka selalu bicara tentang saling menjaga, tetapi mereka menghina Anda sepanjang pertandingan dan Anda tidak bisa berkata apa-apa karena Anda manajernya,” kata Simeone.
“Reaksi saya memang tidak bisa dibenarkan, tapi tahukah Anda bagaimana rasanya dihina selama 90 menit, berbalik setelah lawan mencetak gol dan tetap dihina? Tidak semudah itu.”