Pelatih Timnas Kanada, Jesse Marsch, menyampaikan tuduhan mengejutkan pada Jumat lalu bahwa para pemain Vancouver Whitecaps telah “diracuni” selama perjalanan ke Meksiko untuk final Piala Champions Concacaf.
Namun, klub peserta Major League Soccer (MLS) itu membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa para pemain mereka baru mulai merasa sakit setelah pertandingan berlangsung.
Whitecaps mengalami kekalahan telak 0-5 dari Cruz Azul dalam laga final Piala Champions yang digelar di Mexico City, Senin WIB (2-6-2025).
Kamis lalu, Whitecaps merilis pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa “setelah kembali dari Meksiko, sejumlah besar pemain dan staf Whitecaps FC melaporkan mengalami gejala gangguan pencernaan.”
Ini adalah tahun kedua berturut-turut tim MLS melaporkan kejadian serupa saat bertandang ke Meksiko untuk final Piala Champions. Tahun lalu, sejumlah pemain Columbus Crew juga mengalami masalah gastrointestinal menjelang kekalahan mereka dari Pachuca di partai puncak.
Bukan Kebetulan
Marsch menyebut dua kejadian tersebut bukanlah kebetulan semata.
Ia mengungkapkan rasa frustrasinya karena tiga pemain Vancouver Whitecaps yang masuk Timnas Kanada—Ali Ahmed, Sam Adekugbe, dan Jayden Nelson—tidak dalam kondisi optimal menjelang laga persahabatan melawan Ukraina akhir pekan ini.
“Mereka sudah lebih baik sekarang,” ujar Marsch kepada media Kanada.
“Mungkin mereka belum siap bermain penuh selama 90 menit. Tapi, bagi saya, sungguh mengejutkan bahwa ini sudah dua tahun berturut-turut Concacaf dan pihak-pihak terkait membiarkan tim MLS pergi ke Meksiko untuk final besar dan malah diracuni.”
“Ini konyol. Harus ada tindakan untuk melindungi situasi semacam ini,” katanya.
Tidak Ada Laporan Resmi
Ketika diminta komentar oleh ESPN, Concacaf menolak memberikan pernyataan, sementara pihak Cruz Azul juga belum memberikan tanggapan.
Menurut sumber ESPN, hingga saat ini tidak ada laporan resmi ataupun permintaan penyelidikan yang diajukan oleh Vancouver Whitecaps.
Pelatih Whitecaps, Jesper Sorensen, pada Jumat mengatakan bahwa ia tidak percaya timnya sengaja dibuat sakit selama di Meksiko.
“Saya tidak menduga kami sengaja diracuni atau semacamnya saat di sana. Tapi, saya juga tidak tahu pasti,” kata Sorensen kepada wartawan.
Dalam turnamen seperti final Piala Champions, masing-masing klub bertanggung jawab atas seluruh logistik, termasuk penginapan dan konsumsi.
Menurut sumber yang mengetahui situasi, sebelum Whitecaps tiba di Meksiko, klub sudah mengirim ahli gizi serta membawa koki berpengalaman untuk memastikan kebutuhan nutrisi tim terpenuhi.
Analisis Masih Berlangsung
Direktur olahraga Whitecaps, Axel Schuster, mengatakan kepada ESPN pada Jumat, bahwa analisis mengenai apa yang sebenarnya terjadi masih berlangsung.
Namun, indikasi awal menunjukkan bahwa para pemain dan staf kemungkinan mulai jatuh sakit setelah pertandingan saat dalam perjalanan pulang ke Kanada.
“Kami sedang menangani gejala yang muncul dan memastikan semua orang bisa pulih secepat mungkin,” ujar Schuster.
“Pada saat yang sama, kami menganalisis apa yang sebenarnya terjadi dan di mana asal mula masalah ini, dan sejauh ini analisis kami mengarah pada asumsi bahwa hal ini terjadi setelah pertandingan, di perjalanan pulang.”
Whitecaps Punya Kendali Penuh
Schuster menegaskan bahwa sebelum pertandingan, pihak klub memiliki “kendali penuh” atas makanan yang dikonsumsi tim.
Ia juga menyebut sekitar 50 persen dari rombongan yang kembali menggunakan penerbangan tim mengalami sakit, sementara dari mereka yang tidak ikut penerbangan tersebut, hanya satu dari 12 orang yang mengalami gejala.
“Ada sesuatu yang janggal di sini, dan saya sendiri berada bersama tim sepanjang waktu, makan semua makanan yang sama, ikut setiap makan siang dan makan malam tim. Saya makan segalanya,” ujar Schuster.
“Saya makan terlalu banyak malah. Makanannya enak, dan saya tidak makan apa pun setelah pertandingan. Hal yang sama juga berlaku untuk kepala pencari bakat kami, Steve Nash, yang hadir di sana, pemilik klub bersama putranya, dan beberapa orang lain—semuanya tidak menunjukkan gejala.”
“Jadi, secara logika, tampaknya hal ini lebih berkaitan dengan sesuatu yang terjadi setelah pertandingan,” ungkapnya.
Tak Punya Bukti Peracunan
Schuster juga menekankan bahwa apa yang dialami timnya tahun ini berbeda dari kejadian yang menimpa Columbus Crew tahun lalu.
“Satu hal yang bisa saya katakan adalah perbedaan antara Columbus tahun lalu dan kami tahun ini adalah bahwa Columbus sudah mengalami masalah itu bahkan sebelum pertandingan dimulai,” kata Schuster.
“Mereka merasa, ‘Oke, ada sesuatu yang terjadi pada tim kami’. Itu tidak terjadi kepada kami.”
Marsch, di sisi lain, mengakui bahwa ia tidak memiliki bukti konkret soal tuduhan peracunan terhadap pemain Whitecaps.
“Saya tidak punya bukti apa pun di sini, tapi ini bukan kebetulan,” tambahnya.
“Tidak mungkin dua tahun berturut-turut ini terjadi secara random. Kalau saya berada di posisi Vancouver Whitecaps, Columbus Crew, atau MLS, saya akan benar-benar marah karena hal ini dibiarkan terus terjadi,” tegasnya.