Tiga club yang berbasiskan di tempat Jawa tengah dan Wilayah Spesial Yogyakarta (DIY) alami nasib mengenaskan di BRI Liga 1 2024/2025. Perform yang tidak juga konsisten bawa mereka terjerembap di papan bawah.
Ke-3 club yang bertetangga, PSS Sleman, PSIS Semarang, sampai Sama persis Solo, sama terhalang untuk berkompetisi. Akhir-akhir ini, ke-3 nya sama tertahan perform jelek di BRI Liga 1 musim ini.
Sudah pasti, ke-3 nya memerlukan beberapa pembaruan ke arah perputaran ke-2 kelak. Transfer bursa pada tengah musim ini bisa menjadi momen yang tentukan nasib mereka pada perputaran ke-2 kelak.
Jika peluang mengubah tim ini tidak dioptimalkan baik, bukan mustahil mereka akan makin terjerembap di papah klassemen BRI Liga 1 2024/2025. Berikut Bola.com menyuguhkan penjelasannya.
Tidak konsisten PSS
PSS Sleman belum temukan perform terbaik sampai ke arah perputaran ke-2 BRI Liga 1 2024/2025. Terkini, tim Elang Jawa harus mengaku keunggulan Persija Jakarta dengan score 1-3.
Walau sebenarnya, mereka sebelumnya sempat menang 2-1 atas PSIS Semarang. Ini membuat anak asuh Mazola Junior dekati lagi zone merah. Karena, mereka baru mengumpulkan 12 point dari 16 laga.
Team asal Bumi Sembada ini ada di rangking ke-14 klassemen. Mereka cuma tertaut dua point saja dari Sama persis Solo yang ada di rangking ke-16, alias batasan atas zone merah klassemen sesaat.
Elang Jawa memerlukan stabilitas jika ingin berkompetisi. Apalagi, pada perputaran ke-2 kelak, nasib mereka akan makin ditaruhkan untuk bertahan di dalam kelas paling tinggi.
PSIS Kembali Terjun
Stabilitas tetap menjadi masalah khusus PSIS Semarang pada BRI Liga 1 musim ini. Terkini, Mahesa Jenar menelan dua kekalahan berurut menantang PSS Sleman (1-2) dan Malut United (1-3).
Catatan ini mencemari momen kebangunan yang dibuat Mahesa Jenar sebelumnya. Karena, mereka sukses memahat 3x menang dan satu hasil seimbang saat sebelum raih dua kekalahan berurut itu.
Masalahnya, mereka harus kehilangan beberapa pemain asing pada dua pertandingan itu, yaitu Evandro Brandao dan Boubakary Diarra. Walau sebenarnya, ke-2 nya menjadi amunisi penting dalam empat pertandingan itu.
PSIS sekarang ini dengan status sebagai team dengan keproduktifan gol paling rendah di BRI Liga 1. Karena, dari 16 laga, anak asuh Gilbert Agius baru sukses cetak 11 gol.
Sama persis Paling Menderita
Dari semua club yang bertetangga ini, Sama persis Solo menjadi peserta yang paling menderita. Laskar Sambernyawa harus terjerembap di zone merah. Mereka telah melalui delapan laga tidak ada kemenangan.
Catatannya 5 kali kalah dan tiga seimbang. Kedatangan pelatih baru asal Malaysia, Ong Kim Swee, tidak dapat memberi jalan keluar. Permasalahan khusus dari Sama persis ada pada kualitas pemainnya musim ini.
Mereka banyak kehilangan pilar kunci. Satu diantaranya Ricardo Lima yang luka kronis sampai musim akhir. Sekarang ini, mereka tetap ketahan di rangking ke-16 klassemen BRI Liga 1 2024/2025 dengan koleksi 10 point dari 16 pertandingan.
Sama persis pasti perlu pembaruan formasi tim pada transfer bursa tengah musim bila ingin berkompetisi pada perputaran ke-2 . Apalagi, mereka menjadi team paling kurang produksi gol karena baru dapat cetak 11 gol dari 16 pertandingan.