MU belakangan ini umumkan peraturan efisiensi yang krusial, termasuk PHK dan penutupan kantin di Old Trafford.
Cara ini diambil sebagai tanggapan pada rugi keuangan yang dirasakan club sepanjang 5 tahun beruntun semenjak tahun 2019.
Dengan keadaan yang semakin mendesak, MU merencanakan untuk lakukan PHK pada 150 sampai 200 pegawai, yang disebut lanjutan dari pengurangan 250 posisi yang sudah dilaksanakan tahun kemarin.
Pengurangan pegawai ini menggambarkan keseluruhan pengurangan capai nyaris 39 % dari keseluruhan pegawai semenjak pemilikan INEOS.
Keputusan ini diambil di tengah-tengah penekanan keuangan yang berat, termasuk rugi sejumlah 27,tujuh juta pound pada kwartal paling akhir.
Selain itu, club hadapi pengeluaran besar untuk ganti rugi pemberhentian pelatih dan direktur olahraga.
Penutupan Kantin dan Penghilangan Makan Siang Gratis
Management MU memperjelas jika peraturan efisiensi ini mempunyai tujuan untuk memungkinkannya investasi semakin lebih besar di bagian sepak bola dan infrastruktur club tanpa menyalahi peraturan UEFA dan Premier League.
Selain PHK, MU umumkan penutupan kantin staff di Old Trafford dan penghilangan sarana makan siang gratis untuk staff.
Cara ini diprediksi bisa mengirit lebih dari 1 juta pound (sekitaran Rp20,6 miliar) /tahun.
Sebagai alternatif, staff akan terima buah-buahan gratis, sedangkan di pusat training Carrington, cuma pemain yang hendak masih tetap terima makan siang lengkap.
Sesudah perbaikan sarana usai, staff cuma akan memperoleh sup dan roti.
Imbas dan Reaksi Pada Peraturan
Peraturan PHK dan penutupan kantin ini sudah memunculkan reaksi berbagai ragam di kelompok pegawai dan pemerhati sepak bola. Banyak yang merasa jika keputusan ini terlampau mencolok dan tidak memerhatikan kesejahteraan staff.
Pada sebuah pengakuan, Chief Executive Officer MU, Omar Berrada, mengaku jika mereka benar-benar menyesal atas imbas yang diakibatkan ke pegawai yang terserang PHK.
Berrada menerangkan jika beberapa langkah ini ialah sisi dari gagasan alih bentuk club untuk kembalikan MU ke lajur keuntunganabilitas sesudah 5 tahun alami rugi.
“Gagasan alih bentuk mempunyai tujuan untuk membuat basis keuangan lebih kompak untuk investasi di sepak bola wanita dan pria dan infrastruktur yang lebih bagus,” tutur Barrada.
Walau beberapa langkah ini polemis, management MU mengutamakan jika ini dibutuhkan untuk membenahi keadaan keuangan club, dan dengan informasi ini, MU mengharap bisa menangani permasalahan keuangan yang serius dan capai kebersinambungan dalam periode panjang.