Persija Jakarta dan Madura United ialah dua kesebelasan yang sering berkompetisi di kelas atas. Kualitas tim yang mereka punyai membuat mereka selalu ditaruh sebagai favorite juara setiap musim.

Tetapi, hal itu benar-benar tidak kelihatan sampai minggu ke-24 BRI Liga 1 2023/24. Mereka terlihat kesusahan temukan perform terbaik dan tertatih-tatih untuk lepas dari cap middle class.

Dengan tim yang terdapat saat ini, Persija terang menjadi sebuah penyimpangan. Tambahan pemain berkualitas jenis Gustavo Almeida tidak lalu mengganti keberuntungan Macan Kemayoran yang sudah kelelahan sejak awal kali musim.

Sementara itu, sindrom perputaran ke-2 kembali menjadi momok mengerikan baig Madura United. Laskar Sape Kerrap tidak cuma harus kehilangan posisi pucuk klassemen, mereka bahkan juga terlontar dari kompetisi 4 besar.

Lalu, apa yang membuat dua team yang akan berjumpa di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Kamis (22/2/2024) malam WIB, itu tersuruk? Berikut pembahasan secara lengkap.

Pemain Pokok dan Cadangan, Seperti Langit dan Bumi
Tidak dapat dipungkuri, ke-2 kesebelasan mempunyai starter yang hebat. Dalam tingkat terbaik, Persija dan Madura United sanggup mendikte permainan musuh dan menyarangkan gol dengan mengagumkan.

Tapi permasalahannya, perform mereka sering menukik di tengah babak ke-2 . Beberapa pemain ‘pengganti’ tidak dapat segera nyetel dengan intensif yang diperlihatkan sepanjang pertandingan.

Akhirnya, mereka sering kelelahan setelah interval. Jurang kualitas di antara pemain utama dan cadangan tidak dapat dipungkiri menjadi salah satunya pemicu kenapa ke-2 nya tidak sanggup meraih kelas atas.

Persija dan Madura United

Pertahanan Ambyar, Kemenangan Tinggal Masa lalu
Permasalahan yang lain jelas dari 2 team ini ialah jeleknya tingkat fokus beberapa pemain belakang. Dan entahlah terkait atau mungkin tidak, ke-2 pelatih memang inginkan permainan dengan intensif tinggi tiap detik.

Tapi sayang, tidak semua sanggup bermain-main dengan konsentrasi sempurna sepanjang 90 menit. Akhirnya, kekeliruan untuk kekeliruan teratur mereka buat setiap pertandingan yang ditempuh.

Kesalahan tersebut yang menjadi sumber musibah. Niat hati meraih kemenangan dengan mempesona, mereka justru kesusahan mengambil kemenangan sesudah ketinggalan oleh beberapa kesalahan konyol